Recents in Beach

Hidup Bahagia dengan Menjadi Diri Sendiri

Hidup bahagia dengan menjadi diri sendiri

Kita sebagai manusia sering kali terlalu banyak pujian atas pendapat orang lain. Sebagai mahluk sosial, manusia memiliki kecenderungan alami untuk memberi pendapat orang lain dengan bobot yang terlalu banyak. Kita juga menjadi terlalu khawatir dengan apa yang orang lain percaya, pikirkan, atau katakan tentang kita dan pilihan hidup kita. Namun apakah itu akan membuat kita mengikuti apa yang orang lain dapatkan atau miliki. Tentu tidak.

Menjadi diri sendiri akan lebih bahagia dalam menjalankan realiti kehidupan sehari-hari. Kita tidak perlu mengikuti gaya kehidupan orang lain, karena itu semua akan membawa ketingkat stres yang tidak lagi kita dapat kendalikan. Ada beberapa kisah yang sering saya dengar tentang ketidak puasan hidup yang dimiliki oleh diri sendiri. Mereka cenderung egois ingin memiliki apa yang dimiliki oleh orang lain. Bahkah mereka rela untuk bersaing demi mendapatkan target yang diingankan.





Kita akan senang menjadi diri sendiri, kita akan tahu kekuatan untuk melepaskan dan menilai siapa diri kita sebenarnya. Setiap orang memiliki bakat unik dan talenta unik untuk dibawa ke dunia kehidupan, dan berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan diri kita sendiri adalah menyangkal status kita sebagai manusia yang berharga dan tak tergantikan.

Berdiri atas apa yang kita yakini dan menunjukkan wajah sejati kita kepada dunia juga dapat bertindak sebagai inspirasi bagi orang lain. Terlalu banyak orang telah diajarkan untuk mengevaluasi siapa diri mereka, untuk mengambil semua kritikan untuk pribadi, dan merasa sangat terganggu dengan komentar negatif yang mereka terima. Jika kita menunjukkan melalui perilaku dan sikap kita bahwa cinta dan penerimaan diri sendiri adalah alternatif yang tepat, hal ini dapat mendorong mereka untuk menangani kritik secara berbeda. Kita bisa menjadi inspirasi besar bagi seseorang hanya dengan menjadi diri sendiri dan tidak peduli dengan apa yang dipikirkan oleh orang lain.

Terkadang saat kita tidak sadar sepenuhnya siapa diri kita, kita lebih mudah marah, mudah emosi dan cenderung melakukan hal yang bersifat negatif. Sebagai contoh ketika kita sedang berada di sosial media seperti facebook dan secara kebetulan kita banyak melihat status hoax yang membuat kita jengkel maka pikiran kita mudah terpancing dan tersulut emosi kita untuk membalas komentar status tersebut, hingga berakhir dengan perang komentar.

Namun, jika sebelumnya kita sudah memasuki frekuensi kesadaran maka kita tidak akan mudah terpancing oleh berbagai status hoax tersebut. Nah, bagaimana kita mau mencapai frekwensi bahagia jika kita tidak terlebih dulu menjadi manusia yang sadar.

Sadar akan siapa diri kita, sadar akan kondisi kita saat ini, sadar akan apa yang kita lakukan dan efek kedepan dari segala perbuatan yang telah kita lakukan. Dan tentunya jika kita sudah menyadari sepenuhnya maka rasa bahagia itu akan mudah kita ciptakan kapan pun dan dimana pun. Serta menjadi diri sendiri akan lebih membahagiakan.

Posting Komentar

27 Komentar

  1. Ap kabar mbak lisa? Lama sekali aku gak berkunjung di blognya mbak lisa. Maaf ya

    BalasHapus
  2. Menjadi diri sendiri tentu akan lebih bahagia, ketimbang meniru pribadi orang lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali mas, klau kita meniru pribadi orang lain gimana ya rasanya.. Hehe

      Hapus
  3. Gaya hidup orang lain tidak cocok dengan gaya hidupku, setiap org punya ciri sendiri dan unik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya itu jelas dunk mbak, lagi klau kita meniru gaya hidup orang lain seperti kita tak punya prinsip hidup. Hehe

      Hapus
  4. Sekarang lagi jaman nya krisis percaya diri ya mbak.. Obsesi yang besar juga menjadikan kita hilang kontrol dan rela jadi orang lain. Nice sharing mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya begitulah, sering dijumpai orang yang kurang memiliki kepercayaan diri sehingga orang lain berbuat gini ikutlah.. Hehe

      Hapus
  5. Ini, dia yang lg jadi masalah buat saya mba nel" saya sendiri tidak bisa memahami karekter diri sendiri ni mba nel, jadi kadang kaya gini kadang kya gitu, saya belum paham betul mba siapa diri saya ini...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pelan pelan nanti juga memahami tentang diri sendiri.. Hehe

      Hapus
  6. menjadi diri sendiri malah jauh dari kata mainstream kan? hehe. biasanya sih orang suka niru gaya orang lain yg dirasa keren. tapi kadang malah kalo gak sesuai malah dibully. hihi. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu dia klau dapat bully jadi ngenes.. Hehe

      Hapus
  7. menjadi diri sendiri, menunjukkan pada orang lain. kalau kita ya kita. mereka ya mereka :)

    BalasHapus
  8. rugilah orang yang suka lari dari kepribadianya sendiri, apa lagi sampai lupa pada dirinya sendiri ya neng

    BalasHapus
  9. Setuju, jangan ngikutin orang lain, kalo mereka salah gimana nasib kita? Berbahagialah dengan menjadi diri sendiri...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya pastinya rugi.. Hehe
      Dengan menjadi diri sendiri hidup jauh lebih bahagia. Hehe

      Hapus
  10. menjadi diri sendiri memang pasti tidak menjadi bayang-bayang orang lain, dengan demikian maka kita akan merasa bebas dan merdeka tanpa harus jaim, makanya jadi bahagia...nih kaya sayah nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul hidup jadi bahagia seperti mang Lembu:)

      Hapus
    2. jangan diikutin dia mah bu.....suka seenak udelnya dewek jeh

      Hapus
  11. banyak bersyukur yang udah ada, agar tidak mudah terbawa hal hal negatif pengaruh dari gaya hidup orang lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali mas, pastinya dgn bersyukur hidup akan lebih enjoi

      Hapus
  12. Setuju neng, jadi diri sendiri aja susah, gimana mau jadi orang lain,yaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe.. Belum merasakan jadi diri orang lain saya mang, jadi belum tahu rasanya

      Hapus
  13. Yang pastinya dengan menjadi diri sendiri hidup akan terasa nikmat :)

    BalasHapus