Recents in Beach

Bait Kelam Memory Usang



Sore yang indah, angin semilir sepoi-sepoi, Ku duduk di sudut taman, sengaja hari ini ku pulang kerja awal, yang biasanya kerja lembur, tapi hari ini ku tak ingin kerja lembur.

Oya, Nama ku Lisa, Aku seorang buruh tani, yang bekerja di sawah pak Agus, seorang pejabat desa di daerahku. Meskipun waktu sehari-hari berkecimpung dengan lumpur dan tanah pesawahan, aku cukup senang dan bahagia dengan pekerjaan ku ini.

Di tengah hiruk pikuknya anak-anak yang bermain di taman itu, aku menerawang jauh, mengenang pertemuan dengan salah satu teman dekat ku, sebut saja namanya Roni, tepat dua tahun yang lalu.


****

Pertemuan pertama dengan Roni yang berawal dari dunia maya , membuat ku jatuh cinta. Begitu juga apa yang di rasakan Roni. Dia tetangga dari desa sebelah.

Kami berdua telah banyak melewati bermacam rintangan, akhirnya kami pun pacaran setelah kami memutuskan untuk bertemu di sebuah kafe di kota ini.

Dia seorang pria yang romantis, bahkan dia sempat naik ke panggung untuk menyanyikan sebuah lagu lawas milik George Benson, Nothing Gonna Change My Love For You. Ahhhh.... gak pernah hidupku seindah ini sebelumnya. Suaranya yang cukup merdu, cukup membuat hatiku luluh lantak waktu itu.

Kami mengucap janji-janji yang di saksikan para pengunjung kafe itu, juga kecupan lembut mendarat di keningku, sungguh dunia ini serasa milik kami berdua, dia sempat mau memperkenalkan aku dengan ibu bapak, serta adiknya di rumah. Tapi aku menolak dengan alasan terlalu dini untuk sebuah awal pacaran.

Namun takdir telah memisahkan kami, Roni mendapat pekerjaan baru diluar kota, hubungan kami pun mulai renggang, hari-hari ku sepi tanpa Roni disisiku lagi, kabar pun tak ada, bagaikan di telan bumi Roni menghilang, meskipun demikian aku tetap setia menunggu kepulangan Roni.



****


Nothing's gonna change my love for you
You oughta know by now how much I love you
One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love


Ringtone lagu ini mengejutkan lamunanku, Aku segera mengambil ponsel ku, sebuah pesan pendek ku terima.

“Siapa ni yang kirim sms?” tanyaku dalam hati.

Dengan bermalas-malasan ku buka sms itu, ternyata sms dari pak Agus, tumben beliau sms, ku baca dengan seksama, heeiiiiii.... Aku mendapat kerjaan baru selama satu bulan menghitung laba panen bulan ini untuk perusahaan penggilingan padi anaknya yang ada di luar kota.

Ini saatnya melepas jenuh. ya, walaupun pekerjaan ini membuatku bosan, tapi kesempatan bekerja di luar kota seperti ini saat-saat Dimana saya mendapat pengalaman baru, bertemu orang-orang yang baru dan yang pasti setelah ini gajiku juga akan naik.

Hari yang kutunggu-tunggu pun tiba, dan kini kerjaku keliling pematang sawah ke pematang sawah lain nya, dengan di bekali Tablet Uniscape Q89 dari bos, kerja ku semakin semangat, dan kesempatan ini tak Aku lewatkan, di tempat-tempat yang indah ku foto sana sini..hehehe.. maklum baru sekali pegang Tablet.


*****


Sebulan telah berlalu kemudian Aku pun pulang ke tempat asalku, Persawahan itu masih nampak indah dengan tanaman padi yang nyiur hijau, seperti kebiasaan hari-hari sebelumnya Aku pun, tak mau ketinggalan, untuk berfoto sana sini, dan pada akhirnya memori Tablet yang ku bawa penuh, dan tak bisa menyimpan foto-foto tersebut, Aku sangat kebinggungan dengan kejadian ini, Aku pun datangi pak Agus.

“Pak Agus, maaf.. ada sesuatu yang ingin ku sampaikan” kata ku.

“Apa itu Lis..?” jawab pak Agus.

“ini pak , tentang Tablet, kenapa ya kok gak bisa menyimpan foto lagi?” kata ku sambil menyerahkan tablet ke hadapan pak Agus.

pak Agus pun segera mengambil tablet itu, kemudian entah apa yang di lakukan pak Agus dengan tablet itu, lantas pak Agus pun “bussettt.. foto dua ribu lembar” suara pak Agus sambil tersenyum ke arahku.

“Ah..masa iya pak?,” jawab ku.

“Ambil ini tablet kamu, dan pindah itu foto-foto ke Memory card, nanti juga pulih lagi,” kata pak Agus sambil mengulurkan tablet tersebut.

Dengan mengucapkan terima kasih Aku pun berlalu dari tempat itu dan menuju ke taman, seperti biasa ku duduk di sudut taman di bawah pohon beringin, sambil melihat-lihat Gallery foto di tablet, tiba-tiba dari kejauhan aku mendengar suara raungan sirine mobil ambulance melaju kencang ke arah selatan.

Hmm.....siapa ya itu?

Lho, sepertinya ambulans itu berhenti di satu rumah yang aku kenal. Roni, Aku pun berniat beranjak dari sini untuk menuju ke rumah Roni, memastikan bahwa dia baik-baik saja. Dari kejauhan sayup-sayup aku mendengar isak tangis ibu dan adiknya. Perasaanku pun semakin tak karuan, setelah mendekat, aku liat ada keranda dibalut kain dengan tulisan Arab berwarna hijau.

Oh.. my god...

Aku hanya bisa terdiam tak ada kata sepatah pun yang bisa ku ucapkan, satu per satu para tetangga mulai berdatangan. Samar-samar mereka berbisik, tentang kematian Roni yang katanya jatuh dari ketinggian 4 lantai di sebuah gedung. Tak terasa air mata menetes pelan di pipi. Aku merasa begitu kehilangan.

Masih terngiang jelas waktu dia menyanyikan lagu, kecupan pertamanya yang bikin aku bertahan menunggu sampai dia pulang. Aku sangat menyesal, dulu dia pernah mengajakku berkenalan dengan keluarganya. Kini, aku benar-benar bertemu dengan keluarganya, iya, tanpa Roni. Tak ku sangka penantianku selama dua tahun ini, akan berakhir dan meninggalkan duka yang begitu mendalam di hati.

Aku berjalan gontai untuk balik ke rumah. Kembali ku buka tablet, untuk memutar lagu kenangan kami dan melihat foto-foto waktu pacaran dulu. Sekarang aku hanya bisa memandangi layar tablet penuh dengan penyesalan, semua terjadi begitu cepat dan menyakitkan, dan kini yang tersisa hanya Bait kelam memori usang yang tersimpan di tablet ini.

Tamat


Penulis:


Lisa Nel

Posting Komentar

0 Komentar